Kamis, 11 Juli 2019

Mengajarkan Anak Tentang Keamanan Berkendara


Hai, bu. Bagi yang sering cek-cek timeline social media aku pasti tahu ya kalau belakangan ini aku sering bercerita tentang hobby baru Rumi mengendarai balance bike atau sepeda keseimbangan. Sebelum memutuskan untuk membelikan Rumi balance bike, kami sudah mencari beberapa alternative olahraga yang Rumi suka dan sepertinya balance bike ini yang paling cocok dengan Rumi. Sebetulnya tujuan utama kami adalah ingin memfasilitasi Rumi agar kemampuan gross motornya terlatih, selain itu di usia Rumi saat ini memang sangat perlu untuk melakukan kegiatan outdoor agar lebih sehat dan memiliki tulang yang kuat. Bermain balance bike bukannya tidak berisiko, lho, bu. aku sampai memutar otak bagaimana caranya menanamkan sisi keamanan saat bersepeda kepada Rumi.


Balance Bike merupakan sepeda tanpa pedal yang bertujuan untuk melatih keseimbangan anak. Sebetulnya dari segi kecepatan, balance bike ini sanat aman dikendarai anak mulai usia 2 tahun. Tapi, ya, namanya juga anak-anak pasti pernah sesekali terjatuh dan menimbulkan luka. Kalau Rumi sendiri selama kurang lebih 2 bulan ini aktif ber-balance bike sudah tidak terhitung berapa kali dia terjatuh. Lutut dan sikunya sudah tidak mulus lagi, hahaha. agak takut sebenarnya kalau sudah luka seperti ini. Beberapa pekan lalu Rumi bekas luka di lutut Rumi seperti terkontaminasi bakteri yang mengakibatkan lukanya melebar dan sulit sekali sembuh. Sampai akhirnya harus ke dokter dan diberi salep antibiotic.


Banyak yang bilang bahwa namanya anak laki-laki wajar saja sering jatuh dan terluka, jadi gak usah terlalu lebay, ah pakai protector segala. Hmm.. pemahaman seperti ini gak cocok, nih, sama aku. kami sepakat untuk menanamkan kebaikan sedini mungkin kepada Rumi, mengajarkan Rumi memakai protector saat naik sepeda akan membentuk kebiasaan dalam dirinya bahwa keselamatan diri itu penting. Dan harapan kami nanti ketika Rumi dewasa akan menjadi pengguna kendaran yang tertib peraturan. Okesip!

Pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kami. sejak saat itu kami mulai hunting protector seperti helm, decker lutut, dan siku. Kami mencari protector kit yang paling proper sehingga dapat melindungi bagian-bagian tubuh saat terjadi benturan. Sayangnya, mengajarkan Rumi untuk konsisten memakai protector itu bukan hal yang mudah buuu…. Saat awal-awal, Rumi menolak bisa jadi karena tidak nyaman, kaku dan tidak leluasa bergerak. Eh, jadinya malah mogok gak mau main sepeda kalau dipaksa pakai protector. Okey, kesabaran mamak diuji, nih. Sedikit demi sedikit kami bujuk dan sounding betapa pentingnya memakai perlengkapan keselamatan saat bersepedah dan Alhamdulillah saat ini Rumi sudah mulai konsisten dan ingat untuk selalu memakai perlengkapan keselamatan.

Proteksi terhadap luka

Ngomong-ngomong soal luka, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, urutan proporsi terbanyak untuk tempat terjadinya cedera, sebanyak 36,5% cedera terjadi di rumah dan penyebab cedera terbanyak adalah karena terjatuh sebanyak 40,9%. Sekecil apapun luka, tidak boelh dianggap remeh ya buibu dan penting bagi kita untuk tahu bagaimana treatment pembersihan luka yang benar supaya luka cepat membaik dan terhindar dari infeksi.
Biasanya kalau Rumi jatuh aku selalu bilas dengan air kemudian di beri obat merah. Tapi rumi pasti nangiiisssss karena perih. Tapi mau giaman lagi, daripada infeksi, kan? tapi ternyata selama ini aku kurang tepat buibu.  Dikutip dari dr. Adisaputra Ramadhinara, Certified Wound Specialist Physician – seorang dokter spesialis luka bersertifikasi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia menyatakan bahwa Kandungan dalam banyak produk pembersih luka yang dijual bebas mengandung bahan yang bisa menyebabkan sakit perih dan meninggalkan noda. Pembersih luka yang meninggalkan noda tidak menjadi pilihan karena menutupi luka dengan warna yang bukan warna asli luka tersebut sehingga keadaan luka yang sebenarnya tidak bisa terlihat, begitcu.

Cara menyembuhkan luka tanpa perih

Jadi, kemarin Rumi sempat jatuh saat kami main kejar-kejaran. Nah kebetulan banget langsung ku coba semprotkan Hansaplast Antiseptik Spray dan ternyata Rumi tetap tenang, lho. Gak seperti biasanya histeris tiap lukanya dibersihkan. Beneran deh, ini bisa banget jadi andalan dirumah karena bisa membersihkan luka #GakPakePerih
aku so happy waktu tahu hansaplast meluncurkan produk terbarunya yaitu Hansaplat Spray Antiseptik ini. Cara pakainya cukup mudah, pun. Cukup menyemprotkannya ke bagian yang luka dengan jarak kurang lebih 10cm. Membersihkan luka dengan cairan antiseptik ini sangat penting karena dapat menghindarkan luka dan area sekitarnya dari kotoran dan bakteri. kemudian ibu bisa menutup luka tersebut menggunakan plester hansaplast agar melindungi luka dari paparan bakteri.


Jadi memang kandungan utama Hansaplast Spray Antiseptik adalah Polyhexanide (PHMB), zat antiseptic yang banyak digunakan oleh para dokter karena tidak perih, tidak meninggalkan noda dan dan tidak berbau. Perlu diketahui bahwa zat PHMB dalam pembersih luka yang selama ini sudah banyak digunakan di klinik dan rumah sakit tidak dijual bebas, tetapi Hansaplast sudah memformulasikan zat antiseptic tersebut agar tersedia dalam bentuk produk OTC / Over The Counter atau produk yang djual bebas tanpa resep dokter.

Pasti pada mau Tanya harganya kaaan? Tenang, harganya sangat friendly, hanya Rp45000,- saja dengan segudang manfaatnya. Buibu sudah bisa membelinya di outlets seperti Guardian, Watsons, Alfamart, Alfamidi, Superindo, Giant, Hypermart, dan MTI Platinum.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.hansaplast.co.id dan melalui akun Instagram resmi Hansaplast @Hansaplast_ID dan Facebook Fanpage @HansaplastID, yah.


Nah. Itu tadi sefruit sharing dari ku. Semoga bermanfaat, yah. Tetap semangat untuk jadi teman main anak kita, ibu. Semoga sehat selalu.

1 komentar:

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    BalasHapus