Selasa, 15 Oktober 2013

Kenapa Kita Harus Peduli Kepada Mereka (Autisma)

Hallo.. Selamat pagi dan salam sukses semangat sentosa sejahtera kakak-kakak sekalian. semoga semangat kepedulian sesama selalu mengalir lewat oksigen yang kita hirup. Aamiin..

Pagi ini saya ingin sedikit berbagi cerita yang sudah saya dengar dari atasan saya ketika meeting beberapa waktu lalu tentang "Kenapa Kita Harus Peduli Kepada Mereka (Autisma)" yang sukses membuat saya merinding dan makin semangat untuk menggalakkan aksi kepedulian terhadap penyandang Autisma.

Pada suatu pagi yang sedikit mendung, kita sebut saja lintang, diantar ibunya ke sebuah Sekolah Menengan Pertama bertaraf Internasional di Jakarta menggunakan sebuah mobil. Lintang memang berbeda dengan anak-anak lainnya, dia memiliki masalah dalam pemusatan perhatian dan sosialisasi yang biasa kita sebut dengan istilah Autisma. Lintang adalah gadis berumur 15 tahun, Ibu Lintang berinisiatif untuk memasukkannya ke sekolah normal atas anjuran dari teman kantornya karena saat ini sudah dicanangkan sekolah Inklusi untuk penyandang disabilitas. Sekolah menyediakan Shadow Teacher atau guru pendamping, kurikulum, dan Infrastruktur yang memadai untuk penyandang disabilitas yang bersekolah disana walaupun dengan biaya yang tidak biasa tentunya.
Lintang datang dengan digandeng ibunya mengenakan seragam merah-abu-abu kebanggaan sekolahnya, dengan rambut diikat satu dan tas punggungnya, Lintang berjalan menuju ruang kantor kepala sekolah yang tidak jauh dari lobi sekolah.

"Selamat pagi, Pak. Ini Lintang anak saya" 
Ibu lintang mengenalkan Lintang seraya menahan lengan Lintang yang dari tadi berusaha lari dari Ibunya.

"Selamat pagi Ibu, selamat datang disekolah kami. Nantinya Lintang akan didampingi oleh salah satu guru pendamping yang profesional"

"Terimakasih pak, saya percaya sekolah ini mampu mendidik anak saya"

Dengan sedikit was-was ibu lintang meninggalkannya disekolah bersama salah satu shadow teachernya. Dia berharap semoga lintang dapat berkembang dan menjadi lebih mandiri setelah dimasukkan ke sekolah Inklusi. 
Jam-jam pertama kegiatan lintang disekolah cukup baik karena Lintang dapat dikendalikan oleh shadow teachernya namun ada sedikit kendala dalam sosialisasi lintang dengan teman-temannya. Mungkin kesalahan sekolah disini tidak mempersiapkan siswa lainnya untuk dapat menerima bahwa ada anak-anak special yang akan bersekolah disana. jadi, mereka sedikit memandang aneh Lintang yang hanya diam saja dan suka bertingkah aneh.

Hari kedua pun berjalan dengan baik. sampai pada akhirnya tiba di hari ke-3 lintang masuk sekolah. Hari itu dia bertingkah aneh, sejak pagi dia sudah tantrum dan menghancurkan beberapa barang yang ada dirumahnya. Ibunya masih memandang wajar dan biasa dengan keadaan Lintang tersebut dan tetap mengantarkan lintang kesekolah tanpa mencari tahu penyebab Lintang tantrum.
petaka tersebut terjadi ketika setibanya lintang disekolah, setelah turun dari mobil Lintang kemudian berlari menuju kesekolah. Ibunya kemudian turun dari mobil dan mengejar lintang yang tanpa diketahui sebabnya mengamuk seperti itu. lintang berlari sangat cepat hingga ibunya tidak mengetahui kemana arah perginya gadis manis itu.

ternyata Lintang pergi ke ujung lorong sekolah dengan rok yang telah terbuka, dia menggosok-gosokkan alat kelaminnya ke tembok. sungguh hal tabu dan menyakitkan bagi kita yang melihat. ternyata hari itu adalah hari pertama Lintang Menstruasi dan itulah penyebab kenapa sejak pagi Lintang tantrum.

dari kisah tadi betapa pentingnya kita untuk dapat peduli dan memahami tentang dunia Autisma. Apabila kita tahu dan paham tentang bagaimana cara menghadapi anak Autisma pasti kejadian seperti ini bisa kita minimalisir karena kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli dan menyayangi mereka. cukup Lintang yang menjadi pukulan bagi kita, janagn ada lintang-lintang lain yang menjadi korban dari ketidakpedulian kita. Mulai sekarang mari sayangi Autis, Karena Autis merupakan Berkah dari Tuhan untuk melengkapi dunia ini.