Minggu, 31 Maret 2013

Rilis Berita Hari Autis Internasional 2 April 2013

Sekitar 20 anak autis akan ikut bersama puluhan komunitas di bandar Lampung dalam peringatan Hari Peduli Autis sedunia di bundaran Adipura Selasa (2/4) sore. Dengan didampingi orang tua dan volunteer dari Autism Care Indonesia (ACI) Lampung, mereka akan ikut membagi-bagikan sticker dan selebaran ke masyarakat. Susi Novianti, penggagas acara yang juga pengurus ACI Lampung,mengaku kegiatan ini bertujuan untuk membuka mata masyarakat soal keberadaan anak-anak autis yang membutuhkan perhatian khusus, bukan sebaliknya dijauhi dan dicemooh. "Kami ingin mengajak seluruh masyarakat untuk tidak lagi menjadikan kata autis sebagai bahan bercandaan, lelucon, label untuk seseorang yang asing, terpojok, bodoh, dan lain-lain", Ujarnya. Dengan tema “Stop Bullying terhadap autis karena mereka istimewa, karena mereka bagian dari kita”, ACI Lampung bersama puluhan komunitas lainnya berharap seluruh masyarakat lebih peduli. Komunitas yang akan terlibat dalam aksi damai tersebut adalah Komunitas klub buku, Komunitas Berbagi Nasi, Komunitas Dongeng Dakocan, Komunitas Darah Untuk Lampung, Kaskus Regional Lampung, dan StandUp Commedy Lampung. Selain itu klub selam Anemon, Walhi Lampung, Bimbingan dan konseling Universitas lampung, dan PIKM-Raya Unila. Susi Novianti menuturkan, permasalahan autis air tidak hanya menjadi urusan orang tua penyandang autisme dan para pemerhati autisme atau simpatisan yang peduli terhadap masalah autisme saja, tapi juga tanggungjawab bersama. "Semua pihak harus tahu kalau mereka bagian dari kita. Secara kecerdasan mereka tidak tertinggal dengan anak-anak lain. Bahkan, ada yang sangat cerdas. Namun memang, mereka sebagian besar bermasalah dengan interaksi sosial", kata Susi Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Selain ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli, gerakan ini juga bertujuan untuk memberitahukan tentang ACI Lampung. Karena memberi perhatian bagi anak autis sendiri, membutuhkan biaya yang cukup besar untuk terapi dan penanganan mereka. "ACI Lampung fokus dalam penanganan anak berkebutuhan khusus dari keluarga kurang mampu secara gratis", kata Bebby