Sabtu, 08 Maret 2014

Semesta pun Tak Ingin Kita Saling Diam

"Tetaplah bersamaku, jadi teman hidupku, berdua kita hadapi dunia.
kau milik ku milikmu kita satukan tuju bersama arungi derasnya waktu"

"Aku sempurna, denganmu akan ku habiskan sisa umurku. Tuhan jadikanlah ia Jodohku"

Ya Allah. aku t'lah bosan dengan kisah cinta yang bahagianya hanya semu dan berlalu begitu saja. Aku ingin dia. Ya, pilihanku jatuh padanya.

Aku yakin ketika hati telah terpaut dengan doa-doa indah yang setiap hari lembut terpanjat di kehadiratNya, alam pun senantiasa akan mengiringi dengan kode-kode yang indah pula. Sejak tadi malam sungguh perasaanku tidak nyaman karena kau membatalkan ajakanmu untuk ikut ke acara pernikahan mantan pacarmu. Seketika aku mengeluarkan jurus andalanku, diam. Dalam diam aku suka caramu berusaha melakukan tawar menawar dengan hatiku, kau berusaha meyakinkan bahwa saat ini aku lah satu-satunya orang yang ingin kau pakaikan cincin emas tanda sebuah ikatan suci. Tapi begitulah wanita, aku belum puas melihatmu memohon untuk ku agar mau berbicara barang sepatah dua patah kata bahkan lebih baik aku mengeluarkan makian. Setelah proses tawar menawar yang cukup sengit akhirnya kau meminta untuk ditemani ke pesta pernikahan mantan pacarmu, Putri namanya. Betapa leganya hatiku mendengar ajakanmu itu, bukan masalah apa. Aku hanya ingin memastikan bahwa mantan pacarmu yang ku dengar sempat menyakitimu saat ini memiliki calon istri yang Inshaa Allah mendampingimu dalam keadaan apapun. Aku tahu konsekuensinya apabila aku ikut ke pesta tersebut ,terdengar suara bla bla bla bla yang sangat mengganggu telingaku tentang "wah, ternyata belum jodoh ya" atau "sama-sama orang lampung, tapi yang sekarang beda daerah" rasanya ingin ku robohkan gedung tempat pesta itu. tak paham kah mereka bahwa aku ini pencemburu yang hebat? tapi setidaknya aku telah lega, aku ingin berucap terimakasih telah mempercayakan Adi padaku.

Akhirnya kami pun beranjak pergi dari gedung pesta yang absurb itu. sesampainya di mobilpun mama dan tante mu tak henti membicarakan mantan pacarmu dan keluarganya, aku pun masih cemburu dan sangat ingin mejedotkan kepalamu ke steer mobil yang kau kendarai. 
semesta memang suka menggodaku, saat emosiku sedang tidak stabil tiba-tiba terdengar lagu yang setiap malam kita nyanyikan berdua, Tulus - Teman Hidup. lagu ini indah, seperti kamu. emosiku membaik dan semakin baik aku pun tersenyum dan semakin mencintaimu. Allah dan semesta tidak ingin melihat kita cek cok lagi, mungkin :)
Destinasi selanjutnya adalah rumah budemu. Sebelumnya kau membisikkan sebuah peringatan kepadaku "Abaikan semua nada sumbang yang kau dengar disana ya, sayang." hahahaha nada sumbang katamu? hampir ku robohkan gedung tadi baru sekarang kau bilang mengabaikan nada sumbang.? kemana saja kau? Aku mulai mengeluarkan jurus andalanku lagi. Tapi kali ini lebih elegan dan terlihat "mahal". Aku bersyukur kau selalu menyadari  saat emosiku sedang tidak stabil, kau menenangkan dan kekesalanku semakin menjadi mungkin karena aku ingin kau perhatikan lebih dari ini. 
Ooh tidak, lagi. tiba-tiba dari dalam radio mobil itu terdengar suara astrid dan penuh penghayatan menyanyikan lagu terbarunya berjudul terpukau. Aku suka lagu ini, lagu yang dinyanyikan oleh istri sepupumu saat pesta pernikahan mereka, menggambarkan sebuah pengharapan yang begitu besar tentang Jodoh. seperti harapanku yang begitu besar, harapan bahwa engkaulah pemilikku, bahwa akulah tulang rusukmu yang hilang itu. Jurusku dipecundangi oleh rasaku sendiri.

begitu banyak kode-kode yang semesta utarakan kepada kita, hanya kita yang tak pandai merasa. Aku mencintaimu, mungkin sama seperti aku mencintai mantan-mantan pacarku terdahulu. Tapi kini aku yakin kau berbeda.Cintamu lebih nyata, lebih Future Oriented. Aku bahagia kau telah meminta tanggung jawab atas diriku kepada Ayahku dan yang lebih membahagiakan lagi adalah dengan rendah hati dan harapan yang besar ayahku menyerahkannya kepadamu, ayahku memilihmu. Malam ini di bawah langit dengan sedikit bintang kita berdua berani menentukan tanggal pernikahan kita, bukan asal-asalan yang kami maksud. Hanya ingin bersikap serius dan berusaha komitmen dengan Allah bahwa kami ingin beribadah, harapan kami dipercepat dan diberi kekuatan hingga hari-H tiba. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar