Selasa, 16 Juli 2013

MERAJUT MIMPI BERSAMA PENYANDANG DISABILITAS



Salah satu teman saya pagi ini menyuntikkan semangat yang “bitch sweet awesome” dengan tulisan yang ia kirimkan  lewat Twitter, kira-kira tulisannya seperti ini “sebelum mati kita harus nerbitin buku supaya roh pemikiran tetap ada di dunia”.
Subhanallah, perkataan seorang @sheilayla (I recommended for follow her on twitter) yang membangkitkan semangat saya untuk menulis lagi. Saya ingin bermanfaat untuk orang lain, setidaknya saya hidup di dunia ini tidak melulu mengejar keuntungan diri sendiri tapi juga kebermanfaatkan bagi orang lain. Semoga huruf yang saya rangkai pagi ini tentang beberapa file di otak saya bisa dimanfaatkan oleh siapapun. Aamiin.
Mari kita mulai menulis. Awalnya saya ingin mengangkat issue tentang pemerintah yang hobi guyon dengan kebijakan-kebijakan yang agak nyeleneh, tapi saya pikir itu sudah terlalu mainstream dan ilmu saya yang terbatas untuk sekedar berkomentar tentang pemerintahan di Negara ini. Akhirnya saya memilih DISABILITAS sebagai tema celotehan saya pagi ini.
World Health Organization (WHO) memberikan definisi disabilitas sebagai keadaan terbatasnya kemampuan (disebabkan adanya keterbatasan fisik maupun mental ) untuk melakukan aktifitas dalam batas-batas yang dianggap normal oleh manusia. Masih banyak orang yang belum memahami tentang konsep disabilitas yang sebenarnya sangat mengagumkan, mungkin dikarenakan mereka hanya melihat kekurangannya saja tanpa melihat potensi yang ada dalam diri penyandang disabilitas tersebut.
Tunadaksa, tunagrahita, tunarungu, tunanetra, dan masih banyak lagi tipe diasabilitas yang ada dan semuanya hidup dalam keterbatasan. Siapa yang meminta untuk lahir sebagai manusia yang memiliki fisik dan mental yang tidak sempurna? Siapa yang ingin terlahir sebagai manusia yang dianggap tidak berguna bagi manusia lainnya? Tidak ada.
Mari kita buka lagi pikiran kita, banyak orang-orang hebat didunia ini yang ternyata penyandang disabilitas. Bethoven, Albert Enstein, Alexander Grahambell merupakan orang-orang luar biasa yang memiliki keterbatasan yang membawa revolusi kemajuan didunia ini. Bagaimana dengan kita yang memiliki fisik dan mental yang sempurna, apa yang sudah kita lakukan setidaknya untuk orang-orang disekitar kita? Jika belum ada, masihkah kita mengabaikan bahkan mencemooh penyandang disabilitas?
Mari bersahabat dengan penyandang disabilitas, mereka memiliki kelebihan yang sebenarnya tidak kita memiliki sebagai manusia yang memiliki fisik dan mental yang sempurna. Ya, mereka memiliki rasa kasih sayang dan kepekaan yang luar biasa.

Saya sudah 2 tahun lebih menjadi terapis bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Autism Care Indonesia Cabang Lampung dan saya banyak belajar tentang arti saling mengasihi dan memberi. Awal saya mendaftar menjadi terapis saya merasa ragu apakah saya bisa mengajar dan melatih anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik dan mental. Namun Tuhan Maha Keren, Ia tidak membiarkan saya berjalan sendirian. Dengan segala bentuk pertolonganNya akhirnya saya merasa barokah dan tentram dengan bekerja bersama penyandang disabilitas hingga saat ini dan saya harap seterusnya. Begitupun dengan rekan-rekan sesama terapis di Autism Care Indonesia yang senantiasa menunjukkan kepada saya gambaran seorang pengajar yang tidak pernah memilih kepada siapa ilmu yang mereka miliki akan disalurkan. Dengan rasa tulus dan ikhlas mereka bekerja dan membagi kasih sayang bagi Anak Berkebutuhan Khusus.
Tidak terbatas hanya pada anak-anak penyandang Autism, saya juga mulai banyak belajar dari teman-teman tunarungu di Gerkatin Bandar Lampung (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia). Dalam diam mereka bermimpi dan berjuang tanpa pernah mendengar renyahnya suara tawa, merdunya kicauan burung, gemuruh ombak samudra, rinainya rintikan hujan dan padunya melodi yang tersusun menjadi sebuah lagu. Tuhan, terimakasih atas nikmat telinga yang telah Engkau berikan. Tunjukkan kepada mereka indahnya Shalawat Nabi di surga nanti. Aamiin.
Pelajaran yang saya dapat setelah bekerja dan melewati hari bersama penyandang disabilitas adalah betapa bodohnya saya apabila masih mengeluh dan tidak bersyukur atas seluruh berkah yang telah Tuhan limpahkan. Patah hati, di hianati sahabat, uang bulanan yang selalu kurang tidak sebanding dengan kekurangan yang mereka rasakan. Melihat senyum mereka bagai memandang mentari yang siap bekerja menghangatkan dunia dengan sinarnya. Saya berfikir, betapa hampa dunia ini apabila tidak ada mereka yang penuh cinta dan kasih.
Suatu kali terlintas dalam benak saya ada sebuah hari dimana seluruh penyandang disabilitas menunjukkan kemampuannya dan tersenyum bersama kita yang memiliki fisik sempurna. Hari dimana kita berkumpul menjadi satu sebagai makhluk Tuhan tanpa memandang keterbatasan yang kita miliki. Hari dimana aku, kamu, dia, dan mereka menjadi KITA berbagi keceriaan dan kasih sayang. Tuhan, jika memang kami mampu mewujudkannya maka izinkanlah matahari tidak terbenam pada hari itu.
Saya manusia biasa yang juga memiliki batas kemampuan, maka dari itu saya sangat membutuhkan bantuan teman-teman sekalian melangkah bersama mensejahterakan penyandang disabilitas terutama yang ada di Kota Bandar Lampung ini. Mari kita duduk bersama dan berdiskusi, semoga Tuhan mengalirkan ide mulia lewat perantara secangkir kopi. Ingat, kita semua kurirnya Allah yang bertugas menyebarkan kebaikan diseluruh semesta ini. Let’s make a movement because we’re living under the same sun, the same earth and live to save humanity.

5 komentar:

  1. keren jeng, the best lah pokonya untuk Qamu mah :D

    BalasHapus
  2. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” – Pramoedya Ananta Toer

    kip raiting broh..!

    BalasHapus