Salah
satu teman saya pagi ini menyuntikkan semangat yang “bitch sweet awesome”
dengan tulisan yang ia kirimkan lewat
Twitter, kira-kira tulisannya seperti ini “sebelum mati kita harus nerbitin
buku supaya roh pemikiran tetap ada di dunia”.
Subhanallah,
perkataan seorang @sheilayla (I recommended for follow her on twitter) yang
membangkitkan semangat saya untuk menulis lagi. Saya ingin bermanfaat untuk
orang lain, setidaknya saya hidup di dunia ini tidak melulu mengejar keuntungan
diri sendiri tapi juga kebermanfaatkan bagi orang lain. Semoga huruf yang saya
rangkai pagi ini tentang beberapa file di otak saya bisa dimanfaatkan oleh
siapapun. Aamiin.
Mari
kita mulai menulis. Awalnya saya ingin mengangkat issue tentang pemerintah yang
hobi guyon dengan kebijakan-kebijakan yang agak nyeleneh, tapi saya pikir itu
sudah terlalu mainstream dan ilmu saya yang terbatas untuk sekedar berkomentar
tentang pemerintahan di Negara ini. Akhirnya saya memilih DISABILITAS sebagai
tema celotehan saya pagi ini.
World
Health Organization (WHO) memberikan definisi disabilitas sebagai keadaan
terbatasnya kemampuan (disebabkan adanya keterbatasan fisik maupun mental )
untuk melakukan aktifitas dalam batas-batas yang dianggap normal oleh manusia.
Masih banyak orang yang belum memahami tentang konsep disabilitas yang
sebenarnya sangat mengagumkan, mungkin dikarenakan mereka hanya melihat
kekurangannya saja tanpa melihat potensi yang ada dalam diri penyandang
disabilitas tersebut.
Tunadaksa,
tunagrahita, tunarungu, tunanetra, dan masih banyak lagi tipe diasabilitas yang
ada dan semuanya hidup dalam keterbatasan. Siapa yang meminta untuk lahir
sebagai manusia yang memiliki fisik dan mental yang tidak sempurna? Siapa yang
ingin terlahir sebagai manusia yang dianggap tidak berguna bagi manusia
lainnya? Tidak ada.
Mari
kita buka lagi pikiran kita, banyak orang-orang hebat didunia ini yang ternyata
penyandang disabilitas. Bethoven, Albert Enstein, Alexander Grahambell
merupakan orang-orang luar biasa yang memiliki keterbatasan yang membawa
revolusi kemajuan didunia ini. Bagaimana dengan kita yang memiliki fisik dan
mental yang sempurna, apa yang sudah kita lakukan setidaknya untuk orang-orang
disekitar kita? Jika belum ada, masihkah kita mengabaikan bahkan mencemooh
penyandang disabilitas?
Mari
bersahabat dengan penyandang disabilitas, mereka memiliki kelebihan yang
sebenarnya tidak kita memiliki sebagai manusia yang memiliki fisik dan mental
yang sempurna. Ya, mereka memiliki rasa kasih sayang dan kepekaan yang luar
biasa.
Saya
sudah 2 tahun lebih menjadi terapis bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Autism
Care Indonesia Cabang Lampung dan saya banyak belajar tentang arti saling
mengasihi dan memberi. Awal saya mendaftar menjadi terapis saya merasa ragu
apakah saya bisa mengajar dan melatih anak-anak yang memiliki keterbatasan
fisik dan mental. Namun Tuhan Maha Keren, Ia tidak membiarkan saya berjalan
sendirian. Dengan segala bentuk pertolonganNya akhirnya saya merasa barokah dan
tentram dengan bekerja bersama penyandang disabilitas hingga saat ini dan saya
harap seterusnya. Begitupun dengan rekan-rekan sesama terapis di Autism Care
Indonesia yang senantiasa menunjukkan kepada saya gambaran seorang pengajar
yang tidak pernah memilih kepada siapa ilmu yang mereka miliki akan disalurkan.
Dengan rasa tulus dan ikhlas mereka bekerja dan membagi kasih sayang bagi Anak
Berkebutuhan Khusus.
Tidak
terbatas hanya pada anak-anak penyandang Autism, saya juga mulai banyak belajar
dari teman-teman tunarungu di Gerkatin Bandar Lampung (Gerakan untuk
Kesejahteraan Tunarungu Indonesia). Dalam diam mereka bermimpi dan berjuang
tanpa pernah mendengar renyahnya suara tawa, merdunya kicauan burung, gemuruh
ombak samudra, rinainya rintikan hujan dan padunya melodi yang tersusun menjadi
sebuah lagu. Tuhan, terimakasih atas nikmat telinga yang telah Engkau berikan.
Tunjukkan kepada mereka indahnya Shalawat Nabi di surga nanti. Aamiin.
Pelajaran
yang saya dapat setelah bekerja dan melewati hari bersama penyandang disabilitas
adalah betapa bodohnya saya apabila masih mengeluh dan tidak bersyukur atas
seluruh berkah yang telah Tuhan limpahkan. Patah hati, di hianati sahabat, uang
bulanan yang selalu kurang tidak sebanding dengan kekurangan yang mereka
rasakan. Melihat senyum mereka bagai memandang mentari yang siap bekerja
menghangatkan dunia dengan sinarnya. Saya berfikir, betapa hampa dunia ini
apabila tidak ada mereka yang penuh cinta dan kasih.
Suatu
kali terlintas dalam benak saya ada sebuah hari dimana seluruh penyandang
disabilitas menunjukkan kemampuannya dan tersenyum bersama kita yang memiliki
fisik sempurna. Hari dimana kita berkumpul menjadi satu sebagai makhluk Tuhan
tanpa memandang keterbatasan yang kita miliki. Hari dimana aku, kamu, dia, dan
mereka menjadi KITA berbagi keceriaan dan kasih sayang. Tuhan, jika memang kami
mampu mewujudkannya maka izinkanlah matahari tidak terbenam pada hari itu.
Saya
manusia biasa yang juga memiliki batas kemampuan, maka dari itu saya sangat
membutuhkan bantuan teman-teman sekalian melangkah bersama mensejahterakan
penyandang disabilitas terutama yang ada di Kota Bandar Lampung ini. Mari kita
duduk bersama dan berdiskusi, semoga Tuhan mengalirkan ide mulia lewat
perantara secangkir kopi. Ingat, kita semua kurirnya Allah yang bertugas
menyebarkan kebaikan diseluruh semesta ini. Let’s make a movement because we’re
living under the same sun, the same earth and live to save humanity.
keren jeng, the best lah pokonya untuk Qamu mah :D
BalasHapusI love you mb susi :*
Hapus“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” – Pramoedya Ananta Toer
BalasHapuskip raiting broh..!
Semangat gus! Mari menulis :D
BalasHapusmari..
BalasHapus